Persembahanku

أهلا و سهلا selamat datang saudaraku. Ini bukti kesungguhanku untuk selalu bersamamu.

Senin, 16 Juli 2012

Ramadlan 1433 H/2012



Menurut laporan penelitian LIPI sebagaimana dirilis di http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=254007%3Apeneliti-awal-ramadhan-20-juli&catid=59%3Akriminal-a-hukum&Itemid=91  bahwa insya Allah Ramadlan tahun 1433 ini akan bertepatan dengan tanggal 20 Juli 2012 hari Jum’at. Menurut prediksi beberapa pengamat tanggal ini akan sedikit berbeda antara satu ormas dengan ormas lainnya.
Lalu bagaimana kita menyikapinya?
Puasa Ramadlan selain sebagai kewajiban ummat Islam juga merupakan syi’ar terbesar selain ‘Ied al-Fitri dan ‘Ied al-Adha. Syi’ar dan gema Ramadlan tidak hanya dirasakan oleh Ummat Islam tapi juga ummat beragama lainnya di seluruh dunia terutama di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim. Masyarakat Muslim Indonesia bahkan disebut sebagai Ummat Muslim terbesar di dunia.
Menurut hemat saya, alangkah tercemarnya syi’ar ini jika kita berbeda dalam melaksanakannya. Apalagi jika perbedaan itu menjurus pada ‘permusuhan’. Begitu banyak petunjuk Tuhan yang diarahkan kepada kita untuk tidak saling bermusuhan. Persahabatan dan kerukunan itu adalah sebuah bentuk kebenaran universal. Tidak satupun manusia yang menyukai permusuhan siapapun itu orangnya, kecuali mereka yang ‘tidak waras’.
Oleh karena itu seyogyanya kita melepas segala atribut yang ada lalu berpuasa secara bersama-sama. Inilah yang diinginkan oleh sabda Nabi SAW. berikut ini:

أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْأَخْنَسِيِّ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَفَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا أَنَّ الصَّوْمَ وَالْفِطْرَ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَعُظْمِ النَّاسِ
(TIRMIDZI - 633) : Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ja'far bin Muhammad telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ja'far dari 'Utsman bin Muhammad Al Akhnasi dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berpuasa itu pada hari kalian berpuasa dan berbuka itu pada hari dimana kalian semua berbuka, demikian juga dengan Iedul Adlha, yaitu pada hari kalian semuanya berkurban." Abu 'Isa berkata, ini merupakan hadits hasan gharib, sebagian ulama menafsirkan hadits ini yaitu, Sesungguhnya shaum dan berbuka itu bersama jama'ah dan kebanyakan manusia.

Lalu apa barometer kebersamaan itu?
Jika dilihat dari kebiasaan di Indonesia bersama itu bisa terjadi jika pemerintah telah mengumumkan penetapan tanggal-tanggal. Masyarakat secara mayoritas akan merujuk pada pendapat tersebut. Jika apa yang diumumkan oleh pemerintah itu ternyata salah, maka kita sudah terlepas dari kesalahan itu dan yang menanggung beban adalah pemerintah. Akankah pemerintah khususnya dalam masalah penetapan Ramadlan ini menyesatkan kaum Muslim se-Indonesia? Rasanya sulit untuk mengatakan ‘iya’. Keyakinan saya menyatakan tidak secuil pun ada dalam benak pemerintah untuk melakukan hal yang kotor itu.
Oleh karena itu harapan saya kita tetap merujuk pada apa yang telah diarahkan pemerintah kita. Namun demikian secara jujur harus saya katakan juga bahwa masalah keyakinan adalah masalah hak individu. Tidak ada pemaksaan dalam masalah ini.
Yang terpenting adalah janganlah syi’ar terbesar Ummat Islam ini kita cemari ‘dari dalam’ dengan sendirinya. Wa Allahu a’lam. Selamat puasa saudaraku. Maafkan aku dan keluargaku dari segala kesalahan. Semoga Allah akan selalu memberikan rahmat-Nya bagi kita semua, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar