Menurut laporan
penelitian LIPI sebagaimana dirilis di http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=254007%3Apeneliti-awal-ramadhan-20-juli&catid=59%3Akriminal-a-hukum&Itemid=91
bahwa insya Allah Ramadlan tahun 1433
ini akan bertepatan dengan tanggal 20 Juli 2012 hari Jum’at. Menurut prediksi
beberapa pengamat tanggal ini akan sedikit berbeda antara satu ormas dengan
ormas lainnya.
Lalu bagaimana kita
menyikapinya?
Puasa Ramadlan selain
sebagai kewajiban ummat Islam juga merupakan syi’ar terbesar selain ‘Ied
al-Fitri dan ‘Ied al-Adha. Syi’ar dan gema Ramadlan tidak hanya dirasakan oleh
Ummat Islam tapi juga ummat beragama lainnya di seluruh dunia terutama di
Indonesia yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim. Masyarakat Muslim
Indonesia bahkan disebut sebagai Ummat Muslim terbesar di dunia.
Menurut hemat saya,
alangkah tercemarnya syi’ar ini jika kita berbeda dalam melaksanakannya.
Apalagi jika perbedaan itu menjurus pada ‘permusuhan’. Begitu banyak petunjuk
Tuhan yang diarahkan kepada kita untuk tidak saling bermusuhan. Persahabatan
dan kerukunan itu adalah sebuah bentuk kebenaran universal. Tidak satupun
manusia yang menyukai permusuhan siapapun itu orangnya, kecuali mereka yang ‘tidak
waras’.
Oleh karena itu
seyogyanya kita melepas segala atribut yang ada lalu berpuasa secara
bersama-sama. Inilah yang diinginkan oleh sabda Nabi SAW. berikut ini:
أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ
الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْأَخْنَسِيِّ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصَّوْمُ
يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
غَرِيبٌ وَفَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ إِنَّمَا مَعْنَى
هَذَا أَنَّ الصَّوْمَ وَالْفِطْرَ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَعُظْمِ النَّاسِ
(TIRMIDZI - 633) :
Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Isma'il telah menceritakan kepada kami
Ibrahim bin Al Mundzir telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ja'far bin
Muhammad telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ja'far dari 'Utsman bin
Muhammad Al Akhnasi dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi
Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berpuasa itu pada hari kalian
berpuasa dan berbuka itu pada hari dimana kalian semua berbuka, demikian juga
dengan Iedul Adlha, yaitu pada hari kalian semuanya berkurban." Abu 'Isa
berkata, ini merupakan hadits hasan gharib, sebagian ulama menafsirkan hadits
ini yaitu, Sesungguhnya shaum dan berbuka itu bersama jama'ah dan kebanyakan
manusia.
Lalu apa barometer
kebersamaan itu?
Jika dilihat dari
kebiasaan di Indonesia bersama itu bisa terjadi jika pemerintah telah
mengumumkan penetapan tanggal-tanggal. Masyarakat secara mayoritas akan merujuk
pada pendapat tersebut. Jika apa yang diumumkan oleh pemerintah itu ternyata
salah, maka kita sudah terlepas dari kesalahan itu dan yang menanggung beban
adalah pemerintah. Akankah pemerintah khususnya dalam masalah penetapan
Ramadlan ini menyesatkan kaum Muslim se-Indonesia? Rasanya sulit untuk
mengatakan ‘iya’. Keyakinan saya menyatakan tidak secuil pun ada dalam benak
pemerintah untuk melakukan hal yang kotor itu.
Oleh karena itu
harapan saya kita tetap merujuk pada apa yang telah diarahkan pemerintah kita.
Namun demikian secara jujur harus saya katakan juga bahwa masalah keyakinan
adalah masalah hak individu. Tidak ada pemaksaan dalam masalah ini.
Yang terpenting
adalah janganlah syi’ar terbesar Ummat Islam ini kita cemari ‘dari dalam’
dengan sendirinya. Wa Allahu a’lam. Selamat puasa saudaraku. Maafkan aku dan
keluargaku dari segala kesalahan. Semoga Allah akan selalu memberikan
rahmat-Nya bagi kita semua, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar