Persembahanku

أهلا و سهلا selamat datang saudaraku. Ini bukti kesungguhanku untuk selalu bersamamu.

Jumat, 21 September 2012

Permudahlah dan jangan dipersulit!

Jargon 'kalo ada yang bisa dipermudah kenapa dipersulit' ini sekarang sepertinya sudah banyak yang dibalik menjadi 'kalo ada yang bisa dipersulit kenapa dipermudah'. Slogan ini--di masa-masa yang semakin 'crowded' ini hampir kita rasakan di setiap perjalanan kita sehari-hari. mengurus berbagai macam perizinan yang semestinya bisa didapatkan dalam waktu yang singkat, ternyata harus menggunakan begitu banyak energi untuk meraihnya.
Saya teringat ketika awal saya menjadi PNS banyak sekali surat-surat yang mesti diurus. Salah satu persyaratan yang mesti dipenuhi adalah memiliki kesehatan prima yang ditandai dengan adanya surat keterangan berbadan sehat. Saya dan teman-teman langsung menuju rumah sakit yang telah ditunjuk. setelah pemeriksaan selesai dan surat keterangan akan diambil, tiba-tiba petugas di rumah sakit tersebut meminta 'ongkos'. Saya tahu bahwa kepada calon pegawai sebelum saya selalu dikenakan biaya sekitar 250 ribu rupiah. Namun saya tahu pula bahwa 'ongkos' itu hanya akal-akalan oknum. karena pengetahuan itu, saya berikan si 'pemalak' hanya dengan 25 ribu rupiah sepuluh kali lipat lebih sedikit dari pendahulu saya. 'orang yang tidak punya harga diri' ini malah melakukan tawar menawar harga dengan kalimat 'kalian tahulah sekarang harga kertas satu rim berapa'. Dengan sopan saya katakan 'maaf pak untuk surat keterangan itu saya tidak memerlukan kertas 1 rim, mungkin satu lembarpun tidak penuh'. Dengan kalimat itu ternyata akhirnya bapak tersebut menerima uang yang saya sodorkan. Uang 25 ribu itu memang telah saya siapkan sebagai ucapan terima kasih saya pada orang yang sudah membantu saya, tanpa adanya kesepakatan sebelumnya. oleh karena itu ini tidak bisa dikategorikan sebagai 'risywah'.
Apa yang terjadi setelah itu?
Saya, terus terang saja, merasa puas. Entah apa yang dirasakan oleh yang meminta bayaran.
Kebenaran itu adalah sesuatu yang universal, begitu juga dengan kesalahan. Semua orang akan membenarkan bahwa sogokan itu adalah sesuatu yang tidak benar.
Ketika kita melakukan ketidakbenaran, hati kecil selalu akan menolaknya. Paling tidak ada 'perasaan kurang nyaman' yang dirasakan.
'Sesuatu yang kurang nyaman' itu selalu akan mempersulit diri kita sendiri.
Marah, malas, gelisah, dan berbagai hal negatif lainnya itu hanya akan mempersulit diri kita sendiri.
Rakus akan menyebabkan orang terseret pada perilaku korupsi.
Marah akan membawa pertikaian.
Sombong akan menimbulkan kebencian.
Jadi segala hal yang negatif ini akan mempersulit diri kita sendiri.
Menjadilah positif yang akan mempermudah segala urusan kita.